Semarang—Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Semarang menunjukkan kepeduliannya terhadap ketahanan keluarga dengan menyelenggarakan Kajian Sabtu Pertama yang sangat relevan dan menarik. Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Lantai 5, kompleks Masjid At Taqwa, pada Sabtu, 6 Desember 2025, kajian ini mengupas tuntas tema psikologis krusial: “Memahami Watak Pasangan Sebagai Bentuk Mewujudkan Keluarga Sakinah.”

Kegiatan yang berlangsung pukul 12.30 hingga 15.00 WIB ini berhasil menarik perhatian warga dan simpatisan ‘Aisyiyah, dengan harapan mampu menjadi bekal praktis dalam merajut keharmonisan rumah tangga.
Acara ini menghadirkan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, yaitu Kasiyati, S.Psi., M.Psi., seorang psikolog profesional. Kehadiran seorang psikolog menjadi penekanan ‘Aisyiyah bahwa membangun keluarga sakinah tidak cukup hanya dengan aspek syariah, namun juga memerlukan pemahaman mendalam tentang dimensi psikologis dan karakter manusia. Melalui kajian ini, peserta diajak untuk melakukan refleksi diri dan menggali alat-alat psikologis yang dapat digunakan untuk memahami dinamika internal pasangan, sehingga konflik dapat diminimalisir dan perbedaan dapat dikelola secara konstruktif.
Dalam sesi pemaparan, Kasiyati, S.Psi., M.Psi., menguraikan bahwa pondasi keluarga sakinah sering kali rapuh karena kurangnya kemampuan suami-istri dalam menerima dan memahami watak asli pasangannya. Watak atau karakter pasangan, yang terbentuk dari sejarah hidup, nilai, dan perspektif , seringkali memicu perbedaan dalam memandang sesuatu, yang jika tidak disikapi dengan bijak akan berujung pada konflik. Oleh karena itu, mengenali watak pasangan adalah langkah awal dan terpenting dalam upaya mewujudkan tujuan rumah tangga yang sejalan, bukan saling bertentangan.
‘Aisyiyah Kota Semarang sangat menyadari bahwa peran perempuan dalam rumah tangga sangat sentral, bukan hanya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, tetapi juga sebagai pendidik dan manajer konflik. Dengan bekal pemahaman psikologi yang mendalam tentang watak pasangan, setiap anggota ‘Aisyiyah diharapkan dapat menjadi pelopor kedamaian dalam keluarga. Bahkan, secara organisasional, PDA ‘Aisyiyah mewajibkan 18 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se-Kota Semarang untuk mengirimkan minimal lima utusan, menunjukkan komitmen kelembagaan dalam mencetak kader yang memiliki literasi psikologi keluarga yang kuat.
Melalui materi yang dibawakan, peserta mendapatkan wawasan baru bahwa konflik pada dasarnya adalah hubungan antara dua pihak yang memiliki tujuan tidak sejalan atau perasaan bermusuhan, yang bisa bersifat terbuka maupun tersembunyi. Pemahaman ini penting, sebab konflik yang dibiarkan, terutama yang tersembunyi (latent conflict) , dapat merusak potensi diri dan keharmonisan secara sistematis. Oleh sebab itu, mengenali watak pasangan adalah metode deteksi dini yang bersifat preventif, sebelum konflik mengakar dan menjadi konflik terbuka (open conflict).
Kajian Sabtu Pertama ini tidak hanya memperkaya ilmu para peserta, tetapi juga memperkuat jaringan solidaritas antar-anggota ‘Aisyiyah dan masyarakat umum yang antusias hadir. Inisiatif PDA ‘Aisyiyah Kota Semarang ini menegaskan peran strategis ‘aisyiyah sebagai agen pembangunan peradaban keluarga yang harmonis, kokoh, dan berlandaskan pada pemahaman diri dan pasangan yang komprehensif, baik secara spiritual maupun psikologis.
Views: 5
